Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

KOMPAS.COM - Not Found

Written By bopuluh on Rabu, 13 November 2013 | 00.16

Harian Kompas  |  Kompas TV

Rabu, 13 November 2013

Ikuti Tur | Register

Get Personalized Here!

 |  Sign In
  • Channel
  • Channel
  • News
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Kompasiana
KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini
Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com

Go

  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Megapolitan
  • Internasional
  • Olah Raga
  • Sains
  • Edukasi
  • Infografis
  • Surat Pembaca
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Grazera
  • Kompasiana
  • KompasKarier.com
  • Midazz
  • SCOOP
  • Urbanesia
  • MakeMac
  • About Us
  • -
  • Advertise
  • -
  • Policy
  • -
  • Pedoman Media Siber
  • -
  • Career
  • -
  • Contact Us
  • -
  • RSS
  • -
  • Site Map
©2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

00.16 | 0 komentar | Read More

KOMPAS.COM - Not Found

Written By bopuluh on Selasa, 12 November 2013 | 00.16

Harian Kompas  |  Kompas TV

Selasa, 12 November 2013

Ikuti Tur | Register

Get Personalized Here!

 |  Sign In
  • Channel
  • Channel
  • News
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Kompasiana
KOMPAS.com tidak dapat menampilkan link yang Anda tuju saat ini
Silakan tunggu beberapa saat lalu refresh halaman ini atau gunakan fasilitas search di bawah ini untuk mencari berita KOMPAS.com

Go

  • News
  • Nasional
  • Regional
  • Megapolitan
  • Internasional
  • Olah Raga
  • Sains
  • Edukasi
  • Infografis
  • Surat Pembaca
  • Ekonomi
  • Bola
  • Tekno
  • Entertainment
  • Otomotif
  • Health
  • Female
  • Travel
  • Properti
  • Foto
  • Video
  • Forum
  • Grazera
  • Kompasiana
  • KompasKarier.com
  • Midazz
  • SCOOP
  • Urbanesia
  • MakeMac
  • About Us
  • -
  • Advertise
  • -
  • Policy
  • -
  • Pedoman Media Siber
  • -
  • Career
  • -
  • Contact Us
  • -
  • RSS
  • -
  • Site Map
©2008 - 2013 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

00.16 | 0 komentar | Read More

Ruangan Kelas Ambruk, 12 Siswa TK Luka-luka

Written By bopuluh on Kamis, 31 Oktober 2013 | 01.16


JEMBER, KOMPAS.com - Dua ruang kelas Taman Kanak- Kanak Al Mubtadi'in, di Dusun Potok Desa Sukowono, Kecamatan Sukowono, Jember Jawa Timur, ambruk, Kamis (31/10/13).

Dalam peristiwa itu 12 siswa serta sejumlah orangtua mengalami luka- luka. Bahkan satu orangtua siswa, Rohmah, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Subandi, karena mengalami patah tulang.

"Kejadiannya sekitar pukul 08.30, saat itu saya mendengar suara bangunan ambruk dari dalam rumah. Seketika itu saya lari keluar, dan ternyata bangunan TK sudah roboh," ungkap pemilik Yayasan Al Mubtadiin Subhan Arif, kepada Kompas.com.

Dia menambahkan, saat itu juga warga sekitar langsung berdatangan membantu melakukan proses evakuasi.

"Warga langsung berlarian dan membantu murid-murid serta orangtua siswa, yang masih ada di dalam kelas. Siswa yang terluka langsung kita larikan ke puskesmas, dan orangtua yang mengalami patah tulang langsung kita rujuk ke rumah sakit," ungkapnya.

Dia mengaku, sebelum peristiwa itu tidak ada tanda- tanda dua ruangan TK akan roboh. Sebab sehari sebelumnya, bangunan tersebut digunakan untuk aktivitas kegiatan sekolah diniyah.

"Kalau sore biasanya kita gunakan untuk kegiatan sekolah agama. Dan kemarin sore ya biasa- biasa saja, tidak ada tanda- tanda," pungkasnya.

Editor : Kistyarini


01.16 | 0 komentar | Read More

N.E.V Bikin Nidjiholic Goyang Terus

JAKARTA, KOMPAS.com -- Konsep musik bernama Nidji Electronic Version atau N.E.V dikenalkan Giring (vokal), Ariel (gitar), Rama (gitar), Andro (bas), Run-D (keyboard), dan Adrie (drum) kepada para penggemar mereka, yang disebut Nidjiholic, dalam Konser Tanpa Batas. N.E.V terus mengentak sehingga membuat Nidjiholic terus bergoyang di lantai dansa Exodus, Kuningan City, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2013) malam. 

Lagu "Laskar Pelangi", yang dimainkan secara akustik dengan petikan ukulele dari Rama, dan harmonisasi permainan gitar Ariel, dipilih membuka Konser Tanpa Batas. Giring berhasil membuat para penggemar Nidji bernyanyi bersama bak melantunkan lagu kebangsaan. Akhirnya, waktu yang ditunggu tiba. N.E.V dikenalkan Nidji setelah "Laskar Pelangi".

"Bersyukurnya sudah (mengacu ke lirik lagu 'Laskar Pelangi'). It's time to party...," seru giring diikuti permainan synthesizer oleh Run-D. Tanpa jeda Nidji mengelindingkan "Heaven", "Shadows", "Ku Takkan Bisa", "Di Atas Awan", "Victory", dan "Disco Lazy Time" dalam versi disko elektronik. Lagu-lagu itu hidup dari bunyi-bunyian elektronik yang dicipta oleh Run-D dengan DJ set dan synthesizer-nya. Sementara itu, Adrie kebagian memberi sentuhan disko yang kuat lewat tabuhan drum yang telah digantinya dengan instrumen drum set eletronik.

Para penonton tanpa lelah terus bergoyang. Apalagi, sepasang modern dancer bergabung dengan Nidji di atas pentas untuk mengajak para penonton menari mengikuti gerakan yang dicontohkan hingga akhir pertunjukan.

"We want more," seru para penonton meminta Nidji memberi lagu bonus "Kau dan Aku", yang dimainkan dengan lebih kalem.

N.E.V dikenalkan oleh Nidji sebagai proyek musik terbaru mereka untuk keluar dari zona nyaman britpop yang biasa mereka suguhkan. Dengan musik disko elektronik, Nidji berharap para penonton bisa menikmati hal yang berbeda dari band yang sudah berusia 11 tahun itu. "Kami pengin penonton dari kami awal manggung sampai keluar itu enggak berhenti goyang," ujar Giring.


01.16 | 0 komentar | Read More

Hakim Agung Andi Ayyub Akan Bersaksi di Pengadilan Tipikor


JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim Agung Andi Abu Ayyub Saleh menjanjikan akan membeberkan perkara dugaan suap dalam penanganan kasasi terdakwa Hutomo Wijaya Onggowarsito (HWO). Andi mengatakan, ia akan menyampaikan keterangannya dalam kesaksian pada sidang dengan terdakwa Mario Cornelio Bernardo, Senin (4/11/2013), di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kuningan, Jakarta Selatan.

"Tanggal 4 kau hadir. Saya akan bicara di situ. Saya jelaskan semua yang sebenarnya," kata Andi Ayyub sai pelantikan empat orang hakim agung di Gedung MA Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2013).

Ia mengatakan, meski pemanggilan dirinya oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor menyalahi prosedur, dia akan tetap menghadiri persidangan. Seharusnya kata dia, pemanggilan hakim agung sebagai saksi dalam peradilan harus atas izin presiden.

"Tapi untuk semangat pemberantasan korupsi, saya akan hadir," katanya.

Sebelumnya, Andi Abu Ayyub Saleh disebut meminta sejumlah uang terkait perngurusan perkara kasasi milik terdakwa Hutomo Wijaya Onggowarsito (HWO) yang masuk ke MA. Hal itu terungkap dari kesaksian staf kepaniteraan yang bekerja padanya, Suprapto. Ketika bersaksi untuk terdakwa Djodi Supratman, Suprapto mengaku untuk membantu kasasi perkara pidana yang dimintakan oleh Djodi dijanjikan mendapat komisi sebesar Rp 150 juta.

Tetapi, kemudian Suprapto mengatakan bahwa Andi Abu Ayyub Saleh selaku hakim pembaca dua meminta tambahan, sehingga permintaan komisi menjadi Rp 250 juta. Selanjutnya, Suprapto mengatakan, Andi Abu Ayyub kembali meminta tambahan Rp 300 juta. Walaupun, akhirnya menyatakan tidak bisa membantu memuluskan keinginan, yaitu mengabulkan kasasi jaksa untuk menghukum terdakwa Hutomo Wijaya Onggowarsito.

"Penambahan Rp 300 juta dari Bapak saya (Andi Abu Ayyub)," kata Suprapto ketika bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Djodi Supratman di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (21/10).

Namun, lanjut Suprapto, uang komisi tersebut belum ada yang terealisasi atau diterima olehnya maupun Andi Abu Ayyub.

Editor : Inggried Dwi Wedhaswary


01.16 | 0 komentar | Read More

Polisi Lampung Kembali Menembak Mati Begal

Written By bopuluh on Rabu, 30 Oktober 2013 | 01.16


BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Polisi Tulangbawang, Lampung menembak mati begal sekaligus residivis kasus perkosaan. Kepala Polres Tulangbawang, AKBP Agoes Sujadi menjelaskan, pelaku, Joni Sapura (32) ditembak di Jalan Lima Kibang, Menggala. Pelaku ditembak karena melakukan perlawanan dengan menodongkan senjata api dan melemparkan gas air mata ke petugas.

"Karena melakukan perlawanan, anggota terpaksa menembak bagian kaki dan punggung pelaku hingga tewas," kata Agoes Sujadi saat dikonfirmasi, Rabu (30/10/2013).

Pelaku kerap membegal di sejumlah tempat hingga menimbulkan keresahan masyarakat. Selain itu, pelaku juga merupakan residivis kasus perkosaan.

Satu bulan terakhir, kepolisian di Lampung tak segan-segan menembak begal di wilayahnya. Berdasarkan catatan Kompas.com, sudah ada tiga begal yang ditembak polisi hingga pelaku mati. Mereka masing-masing berasal dari Lampung Utara, Lampung Selatan dan Tulangbawang. Pelaku di Lampung Selatan bahkan sempat menembak seorang anggota kepolisian hingga terluka.

Editor : Farid Assifa


01.16 | 0 komentar | Read More

IGJ: Paket Bali Tak Layak Diloloskan

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia for Global Justice (IGJ) mengklaim paket Bali yang akan dibahas dalam konferensi tingkat menteri ke 9 dalam pertemuan para menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Bali, Desember 2013, tidak layak untuk diloloskan. Pasalnya, menurut M Riza Damanik, eksekutif direktor IGJ, paket tersebut justru membawa kerugian bagi perekonomian Indonesia.

Ia pun secara terang-terangan berharap agar perundingan di Bali mendatang, mengalami kebuntuan. "Paket Bali bukanlah paket yang layak untuk diloloskan. Justru itu adalah tahap konsolidasi sempurna dari proses liberalisasi perdagangan dan investasi," kata Riza di sekretariat IGJ, di bilangan Tebet, Jakarta, Rabu (30/10/2013).

Adapun 3 hal yang ada dalam paket Bali tersebut ialah, perjanjian trader facilitation, perjanjian pertanian khususnya proposal dari negara G33, serta, paket pembangunan Least Developed Countries (LDCs/negara kurang maju).

Riza mengatakan, sejak berkomitmen dengan WTO, perdagangan Indonesia sudah 75 persen liberal. Konsekuensi dari komitmen ini adalah negara-negara harus mengurangi hambatan-hambatan perdagangan.

Salah satu contoh, kata Riza, beberapa waktu lalu pemerintah pernah berani mengambil langkah memproteksi perdagangan, dengan aturan importasi hortikultura. Namun, tak berselang, keberanian menguap menyusul kekhawatiran tuntutan dari negara anggota WTO. Aturan importasi hortikultura pun digugurkan. "Kalau proposal pangan sesuai permintaan negara maju, maka impor pangan kita semakin tak terbendung," ungkapnya.

Dari sisi investasi, sebutnya, komitmen pendanaan negara maju di dalam trade facilitaion hanya akan menambah ketergantungan Indonesia akan modal asing, yang berpotensi menambah beban utang.

Selain itu, menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada foreign direct investment (FDI), sangat rentan terharap gejolak global. "Saya katakan itu lazy economy system, dia (Indonesia) tidak ingin menggunakan tangannya sendiri tapi tangan orang lain. Persoalannya ini akan menyebabkan kerentanan ekonomi," kata Riza.

Ia menambahkan, pemerintah bisa menilik kembali perekonomian sebelum 1998 yang bertumpu pada petani, nelayan, buruh, dan UMKM, dan bukannya berharap banyak dari FDI ataupun perusahaan transnasional.

"Kalau yang terjadi seperti 1998, bergantung di tingkat petani nelayan buruh dan UMKM, ketika ekonomi global memberikan dampak, tapi bisa diantisipasi dengan daya lenting yang cukup kuat ini," katanya.

Dalam pemaparannya, Riza juga menyertakan data pertumbuhan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang tiga tahun terakhir. Kesimpulannya, selama tiga tahun terakhir ekspor negara maju semakin tumbuh. Bahkan pada 2012, pertumbuhan impornya -0,1 persen. Sementara itu, negara berkembang semakin terbanjiri barang-barang produksi negara maju.

Pada akhirnya, pertemuan WTO dikhawatirkan mendorong semakin tingginya arus barang yang masuk dari negara maju ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Editor : Erlangga Djumena


01.16 | 0 komentar | Read More

Ahsan/Hendra Akan Bertemu Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong di China Open

Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan saling merangkul setelah mengalahkan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, pada babak semifinal Yonex Denmark Open Superseries Premier 2013, di Odense, Denmark, Sabtu (19/10/2013). | BADMINTONLINK

SHANGHAI, KOMPAS.com - Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan akan langsung bertemu ganda Korea, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, pada babak pertama China Open Superseries Premier 2013, yang berlangsung di Yuan Shen Gymnasium, Shanghai, 12-17 November mendatang.

Kedua pasangan ini baru sekali bertemu, yakni pada babak final Denmark Open Superseries Premier 2013, Minggu (20/10/2013). Kala itu, Ahsan/Hendra kalah dengan straight game 19-21, 16-21, dalam 34 menit.

Lee/Yoo merupakan ganda yang baru dipasangkan satu bulan. Sebelumnya, Lee yang berpasangan dengan Ko Sung-hyun, kalah tiga kali berturut-turut dari Ahsan/Hendra. Hasil buruk itu merupakan salah satu alasan Ko/Lee dipisah dan dipasangkan dengan partner baru. Saat ini, Ko berpasangan dengan Shin Baek-choel, yang merupakan mantan partner Yoo.

Ganda putra Indonesia lain yang turun di turnamen ini adalah Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi, dan Gideon Markus Fernaldi/Markis Kido.

Angga/Rian datang sebagai unggulan delapan dan akan bertemu ganda Inggris, Chris Adcock/Andrew Ellis, pada babak pertama. Sementara itu Berry/Ricky akan menghadapi ganda yang juga belum lama dibentuk asal China, Fu Haifeng/Hong Wei. Gideon/Kido yang menjadi juara pada French Open akhir pekan lalu, akan bertemu ganda Taiwan, Hung Ling Chen/Chia Pin Lu.

Editor : Pipit Puspita Rini


01.16 | 0 komentar | Read More

Truk Masuk Jurang, Tiga Tewas dan 13 Terluka

Written By bopuluh on Selasa, 29 Oktober 2013 | 01.17

KENDARI, KOMPAS.com - Sebuah truk dengan nomor polisi DT 9697 BB terperosok ke dalam jurang di Desa Silea, Kecamatan Besulutu, Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Akibatnya, tiga orang meninggal dan 13 orang luka-luka. Truk yang dikendarai Saharuddin memuat para buruh perusahaan sawit PT. Mitra Utama Tani yang hendak pulang ke rumah masing-masing usai kerja.

Tiga orang tewas di lokasi kejadian yakni Nurwati (40) mengalami pendarahan pada hidung dan kepala. Gunaya (42) luka pada leher dan Enartin (38) tidak mendapat luka dan diperkirakan kehabisan oksigen saat kecelakaan tersebut.

Kepala Satuan Lalulintas Polres Konawe Ajun Komisaris Besar Surya Darma menjelaskan, kecelakaan maut itu terjadi pada Senin (28/10/2013) sore. Korban meninggalkan berasal dari Desa Lalomera dan Kelurahan Besulutu, Kabupaten Konawe.

"Kejadiannya pukul 15.00 wita kemarin, truk perusahaan mengangkut 16 buruh dari arah kantornya PT Mulia Utama Tani arah selatan menuju pintu keluar kebun, tiga orang duduk di depan dan 13 orang di bak belakang truk," kata Surya, Selasa (29/10/2013).

"Lalu truk terperosok ke dalam jurang sedalam 18 meter di kiri jalan, kemudian truk terguling diduga menghindari patok kayu yang berada di bagian kanan jalan," sambung Surya lagi. 

Menurutnya, para korban langsung dilarikan ke rumah sakit di Kendari. Sebagian dari buruh perusahaan sawit adalah perempuan yang berdomisili di Kecamatan Besulutu. 

"Korban yang mengalami luka serius langsung dibawa ke tiga rumah sakit di Kendari, yakni rumah sakit Abunawas, Rumah Sakit Bahteramas Sultra dan Rumah Sakit Bhayangkara," tambahnya.

Saksi mata yang juga korban, Herniatin (36), warga kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara mengatakan, kecelakaan itu disebabkan oleh kondisi jalan yang rusak, saat pulang dari perkebunan sawit milik anak cabang PT. Damai Jaya Lestari.

"Memang setiap pulang kerja, kami diangkut menggunakan truk, dalam perjalanan di Desa Silea Kabupaten Konawe, truk tak dapat dikendalikan karena kondisi jalan yang labil, mengakibatkan truk terperosok masuk jurang," kata Herniatin yang ditemui di Rumah Sakit Abunawas Kendari,  siang tadi.

Saharuddin, sopir truk itu kini diamankan pihak kepolisian, setelah mendapat perawatan medis di RS Bhayangkara.

Editor : Glori K. Wadrianto


01.17 | 0 komentar | Read More

Polisi Akan Periksa Anak Buah Adiguna Sutowo

JAKARTA, KOMPAS.com -- Untuk memburu pelaku perusakan rumah dan kendaraan yang dilaporkan Vika Dewayani, istri kedua pengusaha Adiguna Sutowo, polisi memanggil Hendri, anak buah Adiguna.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, Hendri merupakan anak buah Adiguna yang saat kejadian datang ke rumah Vika di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, Sabtu (26/10/2013) lalu, untuk mengamankan Florence yang sedang mengamuk di rumah itu.

"Saudara H dalam proses pemanggilan oleh penyidik. Diharapkan minggu ini hadir untuk memberi keterangannya," kata Rikwanto.

Menurut Rikwanto, dari keterangan Hendri diharapkan dapat terungkap apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus perusakan itu serta diharapkan dapat menjadi pentunjuk kepolisian untuk mengetahui keberadaan Florence.

Rikwanto menuturkan, Florence sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus ini. Florence diduga melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan perusakan sesuai Pasal 335 KUHP dan Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun penjara.

Namun, kata Rikwanto, siapa Florence dan di mana keberadaannya kini, pihaknya belum bisa mengetahuinya. "Siapa saudara F dan di mana, itu yang masih kita cari dan dalami," katanya.

Dari keterangan pelapor, kata Rikwanto, diketahui bahwa Vika tidak mengenal Florence. Selain itu dari keterangan petugas keaman rumah Vika dan pembantu rumah tangga di sana, juga diketahui bahwa Florence baru kali itu datang ke rumah Vika. "Dari keterangan mereka, sebelumnya F sama sekali tidak pernah ke sana," kata Rikwanto.

Editor : Eko Hendrawan Sofyan


01.17 | 0 komentar | Read More
Techie Blogger