Asyiknya Berburu Mahakarya Indonesia Berhadiah Rp 99 Juta

Written By bopuluh on Minggu, 13 Oktober 2013 | 01.16

WAKATOBI, KOMPAS.com - Pesona alam dan kekayaan budaya Indonesia tersebar sampai ke pelosok nusantara, serta diakui dunia. Namun, karena jumlahnya yang terlalu banyak, tak sedikit budaya yang kini mulai tenggelam, terlupakan, bahkan terancam punah.

Sadar dengan fenomena itu, digelarlah Potret Mahakarya Indonesia. Sebuah event yang digagas oleh Dji Sam Soe, untuk mengangkat kembali kekayaan alam dan budaya Indonesia melalui sebuah foto agar dikenal kembali dikenal sampai tingkat dunia.

Manager Event PT HM Sampoerna, Dedi Zulfikri mengatakan, dari sekitar 280.000 karya foto yang masuk sejak bulan Mei 2013, disaring menjadi 24 finalis, dan ditentukan tiga pemenang utama untuk kategori kebudayaan, fesyen, dan landskap. Tim juri yang melakukan seleksi adalah para fotografer kenamaan, seperti Oscar Matulloh, Kristupa Saragih, dan Barry Kusuma. Para pemenangnya masing-masing mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 99 juta.

Seleksi foto dalam Potret Mahakarya Indonesia dilakukan sejak Juni 2013. Para finalis yang beruntung berkesempatan mengikuti hunting foto bersama di Makassar dan Wakatobi pada 10-13 Oktober 2013.

Berikut adalah tiga karya foto yang terpilih menjadi pemenang utama. Pertama, Albertus Widi Nugroho, dengan foto berjudul "Jelang Pentas" diambil dari festival Jathilan, di Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut mantan fotografer Nova ini, foto yang ia kirimkan mampu mewakili kebudayaan Jawa. Selain itu, Widi sengaja memberi judul Jelang Pentas pada foto yang menampilkan seorang Anoman karena ingin memberi pesan pada geliat politik tanah air jelang masuknya waktu pemilihan umum.

"Judul 'Jelang Pentas', ada Anoman yang petakilan, kalau dihubungkan sesuai dengan Indonesia saat ini, jelang 2014, jelang tahun politik, bisa dikaitkan sendiri," kata Widi, seusai pengumuman pemenang utama Potret Mahakarya Indonesia, di Pulau Wangi-wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/10/2013) malam.

Kedua, Bobby Worotikan mengambil potret "Gunung Klabat" berselimut kabut saat matahari terbit dari sebuah jembatan yang selalu ia lewati setiap hari saat berangkat dari rumah menuju kantornya. Pegawai Negeri Sipil di Manado ini memilih foto gunung tertinggi di Sulawesi Utara itu karena suasana alamnya dianggap mampu mewakili kekayaan alam Indonesia di kancah dunia.

Ketiga, Arifin Al Alamudin mengabadikan acara adat di Simalungun, Sumatera Utara. Foto yang ia lombakan diberi judul "Gotong Simalungun". Awalnya Arifin ragu mengambil judul tersebut, namun akhirnya tetap dipilih dan keluar sebagai pemenang utama.

Dia menjelaskan, daya tarik dari foto tersebut adalah karena nilai sejarah di balik Gotong Simalungun. Gotong adalah nama penutup kepala orang Simalungun, yang ditiru dari penutup kepala orang Melayu, dan motifnya diambil dari motif Jawa. "Saya mau menyampaikan (melalui foto), (orang) Simalungun ingin menyatukan adat yang berbeda itu, bisa menyatukan adat jawa, melayu, dan batak," kata Arifin.

Editor : I Made Asdhiana


Anda sedang membaca artikel tentang

Asyiknya Berburu Mahakarya Indonesia Berhadiah Rp 99 Juta

Dengan url

http://cholesterolanddiabetes.blogspot.com/2013/10/asyiknya-berburu-mahakarya-indonesia.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Asyiknya Berburu Mahakarya Indonesia Berhadiah Rp 99 Juta

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Asyiknya Berburu Mahakarya Indonesia Berhadiah Rp 99 Juta

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger