YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa matinya empat hewan ternak jenis kambing Etawa yang diduga akibat terkaman macan tutul merupakan fenomena alam. Warga lereng Merapi harus bisa menyikapi kejadian ini dengan arif dan bijaksana.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Widi Sutikno, Jumat (23/8/2013) sore. Menurut Widi, bagaimanapun juga, masyarakat lereng Merapi harus menyadari bahwa hidup di sekitar kawasan hutan harus bisa berdampingan dengan binatang buas yang masih terdapat di kawasan itu.
Widi mengungkapkan, pihaknya akan mengupayakan untuk pembuatan kandang komunal bagi ternak warga di lereng gunung Merapi. Dengan kandang komunal atau kelompok diharapkan keamanan akan lebih terjamin. "Pengawasan kandang komunal juga akan lebih mudah," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya bisa memklumi jika saat ini kondisi kandang milik warga masih seadanya karena mereka baru saja pulih pascabencana erupsi Merapi 2010 lalu.
Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo menyatakan, dalam waktu dekat akan segera melakukan sosialisasi kepada warga guna mengantispasi terulangnya serangan binatang buas pada ternak warga.
"Akan segera kita lakukan sosialisasi kepada warga yang tinggal di lereng Merapi, terutama yang memiliki ternak," ucapnya.
Ia menegaskan bahwa matinya empat hewan ternak jenis kambing Etawa milik warga Dusun Kopeng, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman yang diduga kuat akibat serangan binatang buas merupakan sebuah peringatan. Bagaimanapun juga kewaspadaan itu tetap harus di tingkatkan.
Editor : Farid Assifa
Anda sedang membaca artikel tentang
Warga Merapi Harus Sikapi Macan Tutul dengan Arif
Dengan url
http://cholesterolanddiabetes.blogspot.com/2013/08/warga-merapi-harus-sikapi-macan-tutul.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Warga Merapi Harus Sikapi Macan Tutul dengan Arif
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Warga Merapi Harus Sikapi Macan Tutul dengan Arif
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar