Selama di Indonesia, Maradona dijadwalkan akan berkunjung ke beberapa kota besar. Setelah Jakarta, ia juga akan hadir di Medan, Surabaya, dan Makassar. Akan tetapi, seperti yang disampaikan Ketua Badan Sepak bola Rakyat Indonesia (BASRI), Eddy Sofyan, selaku pihak penyelenggara, Maradona akhirnya dinyatakan batal mengunjungi Medan.
"Pihak dari Maradona meminta hanya hadir di tiga kota. Setelah dipertimbangkan, kami akhirnya membuat keputusan mencoret Medan dari daftar kunjungan Maradona. Akhirnya hanya tiga kota. Persiapan di Medan juga belum maksimal. Detilnya, saya belum tahu persis. Satu hal yang pasti, panitia lokal di Medan kedodoran menyiapkan acara. Jadi terpaksa dibatalkan," ujar Eddy pada konferensi pers di Djakarta XXI, Jakarta, Sabtu (29/6/2013).
Eddy menambahkan, Maradona juga bukan tidak mungkin membatalkan kunjungan ke Surabaya dan Makassar. Pasalnya, pihak Maradona mendengar kabar, salah satu kota tersebut menjadikan Maradona sebagai ikon politik.
"Di satu kota dimanfaatkan oleh politik. Ia kesal dengan pemberitaan itu. Ia hanya mengatakan, 'Saya pemain sepak bola, untuk coaching clinic dan urusan sepak bola. Bukan urusan politik. Jika benar itu terjadi, saya akan langsung pulang ke Argentina'," cerita Eddy.
Anda sedang membaca artikel tentang
Maradona Kesal Jika Dijadikan Alat Politik
Dengan url
http://cholesterolanddiabetes.blogspot.com/2013/06/maradona-kesal-jika-dijadikan-alat.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Maradona Kesal Jika Dijadikan Alat Politik
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Maradona Kesal Jika Dijadikan Alat Politik
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar